Surabaya, kabarfokus.id
Polemik beras oplosan kembali jadi sorotan nasional. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau akrab dipanggil Zulhas mengungkapkan bahwa mengoplos beras adalah hal yang biasa.
Namun yang dilarang adalah menipu atau berbohong kepada konsumen. Hal itu adalah tindakan yang tidak bisa ditoleransi. Hal ini diungkapkan oleh Zulhas Dalam rapat konsolidasi program prioritas pangan di gedung sekretariat daerah Jawa Timur di jalan Pahlawan Surabaya, pada kamis 21/08/25.
Menko mengatakan bahwa aktivitas mengoplos beras sejak lama sudah terjadi. Dan hal itu dinilai sebagai sesuatu yang wajar. Namun yang tidak boleh adalah kebiasaan pedagang ataupun distributor yang membohongi konsumen.
Diantaranya menjual beras broken atau beras patah dengan kadar 30 hingga 50 persen, namun diklaim sebagai beras premium. Praktik curang inilah yang menjadi sasaran penegakan hukum oleh polisi dan satgas pangan.
“Mengoplos beras boleh saja, namun kejujuran menjadi syarat mutlak. dan jika kebiasaan curang pedagang tak juga berhenti. bukan hanya kesehatan publik yang terancam, namun kepercayaan masyarakat pun akan hancur.” Tegas Zulhas
Lebih lanjut zulhas juga menyorot keraguan sejumlah pihak untuk mendistribusikan beras SPHP di pasar-pasar. Stok yang saat ini tinggal 1,3 juta ton, akan dipercepat penyalurannya. Mengingat produksi beras nasional pada bulan september hingga desember diperkirakan rendah dan tidak mampu memenuhi konsumsi.
“Untuk itu bulog diminta mempercepat proses packaging beras SPHP agar segera masuk ke pasar-pasar tradisional. Melalui koperasi desa merah putih dan jaringan distribusi nasional. Dengan target 30 ribu ton pengemasan per hari agar bantuan beras bisa lebih cepat dirasakan masyarakat.” tutup Zulhas (Yn)














