Surabaya, kabarfokus.id
Universitas Airlangga (Unair) menandai babak baru pengembangan infrastruktur dengan meresmikan tujuh gedung baru. Acara peresmian digelar Kamis (25/9/2025) di Hall Gedung Manajemen lantai 1, Kampus Merr-C Unair. Dengan dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktisaintek), Prof Brian Yuliarto PhD.
Rektor Unair Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin menegaskan peresmian gedung ini tak hanya memperluas lanskap kampus, tapi juga memperkuat fondasi untuk menjadi universitas kelas dunia.
“Sekali lagi saya ucapkan syukur Alhamdulillah bahwa 7 gedung yang akan diresmikan Pak Menteri ini pembiayaannya tidak menggunakan dana APBN. Kami menggunakan dana dari Universitas Airlangga sendiri atau menggunakan Dana Masyarakat sehingga pembangunan ini tidak membebani APBN,” Ujar Prof Madyan
Gedung yang diresmikan ini terdiri dari empat gedung di Kampus Merr C dan tiga gedung yang berada di Kampus Dharmawangsa-B Unair.
Ketujuh gedung tersebut yaitu: Gedung Nano; Gedung Nani; Gedung Dormitory; Gedung Workshop; Gedung A.G. Pringgodigdo; Gedung Soetandyo; dan Masjid Nuruzzaman.

Kemandirian Unair Bisa Dicontoh Kampus Lain
Dalam sambutannya, Prof Brian Yuliarto menyampaikan apresiasi tinggi atas kemandirian finansial UNAIR dalam pembangunan ini. Ia menekankan bahwa pencapaian ini patut menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain, baik negeri maupun swasta.
“Universitas Airlangga tentu menjadi contoh nyata bahwa kampus menjadi pusat unggulan. Kampus tidak lagi menggantungkan diri pada UKT mahasiswa, apalagi yang S1. Tetapi banyak hal bisa diupayakan oleh kampus untuk melakukan pertumbuhannya secara mandiri,” Ujar Menteri Brian
Menteri juga mendorong agar kampus semakin bersinergi aktif dengan industri demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemandirian bangsa.
“Kampus harus menjadi lokomotif munculnya kebangkitan ekonomi di Indonesia. Silahkan kita pilih, bisa masuk ke sektor pertanian, ketahanan pangan, bisa masuk kesehatan, dan lainnya,” tambahnya
Pembangunan Gedung Unair Tidak Membebani APBN
Sementara itu, Rektor Unair periode 2015-2025, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak sedikit bercerita kilas balik perjalanan pembangunan selama masa kepemimpinannya.
Bahwa pembangunan gedung Unair tersebut ternyata tidak membebani APBN dan merupakan hasil dari pengelolaan anggaran yang efektif dan produktif.
“Dan sekali lagi, itu bukan karena saya, bukan karena rektornya. Kami selalu menyampaikan bahwa itu karena bukan penghematan, bukan efisiensi, tapi bagaimana kita efektif untuk kemudian mendistribusikan anggaran yang tidak terlalu besar,” Tutup Prof Nasih. (AZ)














