Gresik, kabarfokus.id
Program Desa Migran EMAS (Edukatif, Maju, Aman, dan Sejahtera) digagas oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem migrasi aman dan berkelanjutan.
Peluncuran dilakukan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) sekaligus Kepala BP2MI, Abdul Kadir Karding, didampingi Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, di Wahana Ekspresi Poeponegoro (WEP), Jumat (11/7/2025).
Desa Migran EMAS yang diluncurkan di antaranya Desa Campurejo, Desa Dalegan, Desa Ngemboh, Desa Cangakan, dan Desa Mentaras. Kelima desa tersebut diproyeksikan menjadi model pengelolaan migrasi pekerja secara aman, legal, dan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi desa.
Menteri Abdul Kadir Karding mengapresiasi Pemkab Gresik yang membentuk Migran Center. Sebagai upaya melengkapi calon pekerja migran dengan skill, soft skill, serta bahasa sebelum berangkat ke luar negeri.
“Kita tidak membatasi masyarakat yang bekerja di luar negeri, tidak. Tetapi kita berusaha membekali peningkatan kapasitas SDM dengan skill yang bagus, agar pekerja migran punya talenta dan skill saat bekerja di luar negeri,” Ucap Menteri
Berdasarkan data kementerian, semua pekerja migran yang mengalami tindak kekerasan atau eksploitasi, sebanyak 95–97 persen berangkat secara ilegal. Baik lewat calo atau lewat sindikat. Karena mereka tidak mengantongi syarat-syarat tertentu atau hanya bermodal paspor dan visa turis.
Sehingga menteri menegaskan pentingnya regulasi dan komitmen seluruh pihak, termasuk perangkat desa dan pemerintah kabupaten, dalam memastikan tata kelola migrasi yang sesuai prosedur.
Ia menambahkan, bekerja di luar negeri tidak hanya soal penghasilan tinggi seperti profesi perawat di Jepang yang bisa menghasilkan Rp15–25 juta per bulan, tetapi juga soal peningkatan kapasitas SDM.
Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengapresiasi peluncuran Desa Migran EMAS. Sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat terhadap daerah, khususnya dalam hal perlindungan dan pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Gus Yani mengatakan, Terdapat 3.024 PMI asal Gresik yang tercatat secara resmi. Dengan sebaran terbesar berasal dari Kecamatan Dukun 26 persen, Kecamatan Panceng 18 persen, Kecamatan Ujungpangkah 14 persen, dan Bawean 12 persen. Sebanyak 76 persen PMI Gresik memilih Malaysia sebagai negara tujuan utama, diikuti Hong Kong dan Taiwan.
“Pemkab Gresik berkomitmen untuk terus memperkuat regulasi, edukasi, dan kolaborasi lintas sektor dalam mendukung tata kelola migrasi yang aman, bermartabat, dan berkelanjutan. Salah satunya melalui peluncuran Desa Migran EMAS ini” Ujar Gus Yani














